Sajak Restoe Prawironegoro Ibrahim
hendaklah puisiku lahir dari jalanan
dari desah nafas para anak gelandangan
jangan dari gunung besar
dan lampu gemerlapan
anak-anak jalanan yang mengais lapar
sebenarnya menjadi milik Tuhan
sebab rintihan mereka
tak bisa lagi mengharukan
anak-anak jalanan menyeret langkahnya
anak-anak jalanan sambil berbatuk-batuk darah
dan hatinya menggumpal luka
jiwanya amat dalam mengental
hendaklah puisiku anyir
seperti bau mulut mereka
yang terdampar di trotoar
yang terusir dan terkapar
anak-anak jalanan tak ikut memiliki kehidupan
mereka mengintai nasib orang yang dijumpainya
tetapi zaman telah kebal
terhadap derita mereka yang kekal
hendaklah puisiku
bisa menjadi persembahan yang menolongku
agar mereka menerimaku menjadi sahabat
dan memaafkan segala kelalaianku
yang banyak dilupakan orang ialah Tuhan
anak-anak jalanan dan korban-korban kehidupan
bisa jadi karib mereka agar bisa belajar tentang segala fana
Catatan, Jakarta; 16 April 2008-04-16
Monday, April 21, 2008
Puisiku Lahir dari Jalanan
Posted by Kantong Sastra at 11:12 PM
Labels: karya (puisi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment