Sunday, September 7, 2008

Reporter Cilik: Menginspirasi Orang Lain

BUAT kamu yang suka membaca pasti nggak asing dengan yang namanya puisi, cerpen, dan novel, baik yang dimuat dalam koran dan majalah maupun terbit dalam bentuk buku. Tulisan-tulisan tadi adalah jenis-jenis karya sastra.

Tapi, pernah nggak kamu membayangkan atau bertanya bagaimana sih para penulis bisa menulis dan memiliki ide-ide yang enak buat dibaca? Atau, bagaimana sih para sastrawan bisa menuliskan puisi yang bagus?

Sastrawan Udo Z Karzi (tengah) diwawancara AR Tadilaga (kanan) dan Dhiya Zahra (BORNEO/OKTRIKA NUGRAHENI)

Nah, di Kotawaringin Barat ini ternyata juga ada seorang penulis sastra, Udo Z Karzi. Dia telah menerbitkan beberapa karyanya di antaranya Momentum (kumpulan sajak, 2002), Mak Dawah Mak Dibingi/Tak Siang Tak Malam (kumpulan sajak, 2007), dan termuat dalam berbagai antologi bersama.

Kali ini dua orang temanmu, AR Tadilaga (Kelas III dari SDN 2, Sidorejo) dan Dhiya Zahra (Kelas II SDN 7 Mendawai) mewawancarai Udo Z Karzi yang berhasil meraih Hadiah Sastra Rancange 2008 di Kantor Borneonews.

Sejak kapan Udo Zul mulai menulis?

Saya menulis puisi, cerpen, dan esai sejak 1987, tepatnya saat duduk di kelas 1 SMA, yang kemudian dimuat di berbagai media cetak daerah dan nasional.

Senang dong setelah mengetahui buku karangannya diterima dan mendapatkan penghargaan?

Sangat senang dan bangga. Selain dapat honor, ya merasa puas karena hasil karya saya bisa dibaca orang lain.

Kenapa sih suka menulis?

Karena menulis itu menuangkan apa yang ada di kepala, dengan menulis bisa jadi lega. Seperti kalau adik-adik menulis catatan harian, bisa curhat di situ, senang atau sedih. Kalau sudah tertuang perasaannya bisa lega kan? Selain itu, kalau tulisan dimuat bisa dapat hadiah seperti honor atau penghargaan.

Apakah pernah merasa kesulitan dalam menulis?

Sebenarnya menulis itu tidak susah tergantung bagaimana kita mengembangkannya. Menulis itu kan sama dengan menginformasikan. Sama seperti menulis buku harian kalau sedih atau senang, melihat sesuatu, kita tulis dan kita kembangkan. Kunci utamanya adalah membaca, kalau kita senang membaca, kita jadi ingin tahu banyak, dan akhirnya ada keinginan untuk menuliskan sesuatu.

Di mana biasanya mendapakan ide?

Ya, bisa dari membaca. Orang yang senang membaca biasanya senang menulis juga. Kalau melihat atau mendengar suatu kejadian juga bisa mendapatkan ide untuk menulis.

Berapa buku yang sudah diterbitkan dan mana yang paling disukai? Mengapa?

Kalau buku yang ditulis sendiri itu ada dua, tetapi kalau yang rame-rame ada banyak, tidak kehitung. Yang paling saya suka ya buku Mak Dawah Mak Dibingi yang berbahasa Lampung karena mendapatkan penghargaan Sastra Rancange 2008.

Bagaimana sih caranya jadi penulis?

Caranya, tulis saja yang ada di pikiran kita dan banyak berlatih. Kalau ada tulisan yang salah kan bisa dibetulin. Catatan yang harian bisa dijadikan ajang latihan bagi penulis pemula untuk menuliskan apa yang ada dipikirannya, perasaan, dan apa yang dilihat.

Apa pesan Udo kepada calon penulis cilik Indonesia?

Terus berlatih dan berkarya, pantang menyerah, dan yang pasti semua orang bisa jadi penulis asal dia mau berusaha.

Sumber: Media Anak, Borneonews, 7 September 2008

No comments: