Sajak Tira Puspitasari
hanya pekat membingkai gelap
Menikmati nyanyian parau burung malam
dingin itu menjadi beku
Perenunganku menyentuh titik terdalam
Ketika ribuan watt tak mampu berikan biasnya, malam membuat manusia menghargai terang
Ketika serasa jengah, penjara membuatku merindukan kebebasan
Tiada bias terang kulihat di belakangku
Tapi tetap kuharap lamat cahaya di depan mampu menuntunku
Rasa tak ingin kutegakkan kepala dari sujudku
Airmata mengisi bejana di sepertiga malam terakhirku
Basah sajadah, Mataku sembab
Dini hari ku hampir berlalu, dan aku masih belum mengantuk
(Sedih itu pasti
Luka itu lalu
Sakit itu abadi
Tapi aku akan sembuh
Karna aku seorang petangguh)
No comments:
Post a Comment