Sajak Nurel Javissyarqi
Seringan lagu hujan dari langit
cahaya lampu membuka jendela
yang selalu dinanti ialah kata-kata.
Terbaring bersayap kasih mengapung setia
memberi pancaran hidup gerimiskan doa
sunyi yang mengiris-iris kulit daging malam.
Di mana kepastian berdegup di dada
pemburu membidik gemintang berguguran,
dan ia memunguti mimpi-mimpi perempuan.
Meneguk matahari di fajar hari-hari
ketika angin menyergap persekutuan terangkat,
menjilat langit gemuruh perawan tumpahan awan
menampar pipi belati, itu ombak menikam dinanti.
Wednesday, March 5, 2008
Memungut Mimpi-Mimpi
Posted by Kantong Sastra at 5:10 PM
Labels: karya (puisi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment